Dan dia benar-benar pergi, seperti cahaya yang masih saja dapat ditemui ujung mataku, dia pergi seperti aku hanya angin yang tak kasat berlalu dan bukan apa-apa. Kepergian itu tak mampu kucegah hanya dengan cintaku, tapi mengapa kepergian seperti ini tak hanya mematahkan hatiku sepatah-patahnya, iya juga mematikan rasaku membuatku seperti tak bernafas. Sering sekali bahkan hatiku seperti ditindih batu besar menyesakkan sekali, dan jika bukan karena iman yang hanya setitik ini sungguh menjadi niscaya aku akan melampaui batas.
Dia telah jauh membelakangiku, kukejar semakin jauh saja, tak ku kejar alih-alih rindu akan sangat menyakitiku memaksaku memutar arah untuk mengejarnya. Namun sejauh apa ku berlari mengikuti jejaknya, terlihat semakin berpeluh dia beranjak menjauh. Aku tak bisa berbuat banyak, bahkan jika aku begitu percaya pada hatiku ~ dia masih mencintaiku
Kini hanya keyakinan dan patah-patah doa saja yang kumiliki –
“Kumohon, biarkan ia berbaliklah padaku”
Dia telah jauh membelakangiku, kukejar semakin jauh saja, tak ku kejar alih-alih rindu akan sangat menyakitiku memaksaku memutar arah untuk mengejarnya. Namun sejauh apa ku berlari mengikuti jejaknya, terlihat semakin berpeluh dia beranjak menjauh. Aku tak bisa berbuat banyak, bahkan jika aku begitu percaya pada hatiku ~ dia masih mencintaiku
Kini hanya keyakinan dan patah-patah doa saja yang kumiliki –
“Kumohon, biarkan ia berbaliklah padaku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar